SUBNETTING

Senin, 01 Maret 2010
Pola Soal Subnetting dan Teknik Mengerjakannya


Pada saat mengajar dan memahamkan materi subnetting di kelas networking atau CCNA, saya biasanya menggunakan metode seperti yang saya tulis di dua artikel sebelumnya:

1. Memahami Konsep Subnetting
2. Penghitungan Subnetting

Selama ini lancar-lancar saja dan tingkat pemahaman siswa cukup bagus. Kebetulan kemarin (6 Mei 2007) saya berkesempatan mencoba metode yang sama untuk ngajar adik-adik SMKN 1 Rangkasbitung. Pemahaman bisa masuk, hanya ada sedikit permasalahan pada saat mengerjakan soal karena variasi soal yang beragam. Supaya lebih tajam lagi, saya perlu sajikan satu topik khusus teknik mengerjakan soal-soal subnetting dengan berbagai pola yang ada. Anggap saja ini adalah materi berikutnya dari dua materi sebelumnya. Contoh-contoh soal lengkap bisa download dari sini.

1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET

Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x – 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.

*
Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts. Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused addresses in each subnet?

Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27, kita tinggal masukkan ke rumus 2y – 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y – 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi 255.255.255.224. Itulah jawabannya :)

*
Soal: You have a Class B network ID and need about 450 IP addresses per subnet. What is the best mask for this network?

Jawab: 2y – 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan menjadi 255.255.254.0 (itulah jawabannya! ;) ).

*
subnettighost.jpgSoal: Refer to the exhibit. The internetwork in the exhibit has been assigned the IP address 172.20.0.0. What would be the appropriate subnet mask to maximize the number of networks available for future growth?

Jawab: Cari jumlah host per subnet yang paling besar, jadikan itu rujukan karena kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan kebutuhan host yang lebih besar tidak tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y – 2 >= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10 (1022 host). Jadi subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111100.00000000 atau 255.255.252.0

2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP

Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang ditanyakan.

*
Soal: Which type of address is 223.168.17.167/29?

Jawab: Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet= 256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, …, 248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu 160 dan 168. Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat broadcast.

Subnet
… 223.168.17.160 223.168.17.168 …
Host Pertama … 223.168.17.161 223.168.17.169 …
Host Terakhir … 223.168.17.166 223.168.17.174 …
Broadcast … 223.168.17.167 223.168.17.175 …

3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN

Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah bener. Sudah benar ini artinya:

1.
Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama
2.
Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat bahwa alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host
3.
Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP di router untuk subnet tersebut

* subnettingidentifikasi.jpgSoal: Host A is connected to the LAN, but it cannot connect to the Internet. The host configuration is shown in the exhibit. What are the two problems with this configuration?

Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32.

4. SOAL MENGIDENTIFIKASI ALAMAT SUBNET DAN HOST YANG VALID

Termasuk jenis soal yang paling banyak keluar, baik di ujian CCNA akademi (CNAP) atau CCNA 604-801. Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya, menyusun alamat subnet, host pertama, host terakhir dan broadcastnya, serta yang terakhir mencocokkan susunan alamat tersebut dengan soal ataupun jawaban yang dipilih.

* Soal: What is the subnetwork number of a host with an IP address of 172.16.66.0/21?Jawab: CIDR /21 berarti 255.255.248.0. Blok subnet = 256- 248 = 8, netmasknya adalah kelipatan 8 (0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, …, 248) dan karena ini adalah alamat IP kelas B, blok subnet kita “goyang” di oktet ke 3. Tidak perlu kita list semuanya, kita hanya perlu cari kelipatan 8 yang paling dekat dengan 66 (sesuai dengan soal), yaitu 64 dan 72. Jadi susunan alamat IP khusus untuk subnet 172.16.64.0 dan 172.16.72.0 adalah seperti di bawah. Jadi pertanyaan bisa dijawab bahwa 172.16.66.0 itu masuk di subnet 172.16.64.0

Subnet
… 172.16.64.0 172.16.72.0 …
Host Pertama … 172.16.64.1 172.16.72.1 …
Host Terakhir … 172.16.71.254 172.16.79.254 …
Broadcast … 172.16.71.255 172.16.79.255 …

* Soal: What is the subnetwork address for a host with the IP address 200.10.5.68/28?Jawab: CIDR /28 berarti 255.255.255.240. Blok subnet = 256-240 = 16, netmasknya adalah kelipatan 16 (0, 16, 32, 48, 64, 80 …, 240). Kelipatan 16 yang paling dekat dengan 68 (sesuai soal) adalah 64 dan 80. Jadi alamat IP 200.10.5.68 masuk di alamat subnet 200.10.5.64.

Subnet
… 200.10.5.64 200.10.5.80 …
Host Pertama … 200.10.5.65 200.10.5.81 …
Host Terakhir … 200.10.5.78 200.10.5.94 …
Broadcast … 200.10.5.79 200.10.5.95 …

5. SOAL-SOAL LAIN YANG UNIK

Selain 4 pola soal diatas, kadang muncul soal yang cukup unik, sepertinya sulit meskipun sebenarnya mudah. Saya coba sajikan secara bertahap soal-soal tersebut di sini, sambil saya analisa lagi soal-soal subnetting yang lain lagi :)

* Soal: Which combination of network id and subnet mask correctly identifies all IP addresses from 172.16.128.0 through 172.16.159.255?Jawab: Teknik paling mudah mengerjakan soal diatas adalah dengan menganggap 172.16.128.0 dan 172.16.159.255 adalah satu blok subnet. Jadi kalau kita gambarkan seperti di bawah:

Subnet
… 172.16.128.0 …
Host Pertama … …
Host Terakhir … …
Broadcast … 172.16.159.255 …

Dari sini berarti kita bisa lihat bahwa alamat subnet berikutnya pasti 172.16.160.0, karena rumus alamat broadcast adalah satu alamat sebelum alamat subnet berikutnya. Nah sekarang jadi ketahuan blok subnetnya adalah 160-128 = 32 (kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena rumus blok subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah 255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang kita kurangi (“goyang”) tadi adalah oktet ketiga.

Subnet
… 172.16.128.0 172.16.160.0 …
Host Pertama … …
Host Terakhir … …
Broadcast … 172.16.159.255 …

Masih bingung? Atau malah tambah pusing? Tarik nafas dulu, istirahat cukup, sholat yang khusuk dan baca lagi artikel ini pelan-pelan ;) Insya Allah akan paham. Amiin

(sumber: http://romisatriawahono.net/2007/05/07/pola-soal-subnetting-dan-teknik-mengerjakan/)



Konsep Subnetting, Siapa Takut?


subnetrouter.JPGSubnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
jalan.jpg

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
gang.jpg

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
network.jpg

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
subnet.jpg

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Setelah anda selesai membaca artikel ini, silakan lanjutkan dengan membaca artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sumber:
(http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/)

0 komentar:

Posting Komentar