Membuat MRTG

Rabu, 10 Maret 2010

Langkah cepat membuat MRTG pada Komputer Linux anda:

* Salah satu tools yg bisa digunakan untuk memonitoring trafik jaringan

komputer kita adalah dengan menginstallkan MRTG (Multi Router Traffic

Grapher ) buatan Tobias Oetiker sbb :

1. pastikan komputer linux sdh terinstall mrtg dan snmp

2.untuk memastikan snmp sdh ada bagi pengguna suse bisa mengetikkan

rcsnmpd start sedang pengguna slackware bisa menggunakan command

root@gollumix:~#/etc/rc.d/rc.snmpd start .

3.silahkan edit file /usr/share/snmp/snmpd.conf dengan isinya sbb:

root@gollumix:~#vi /usr/share/snmp/snmpd.conf

——————————————-

isinya sbb:

com2sec public default public
group public v1 public
group public v2c public
group public usm public
view all included .1
access public “” any noauth exact all none none
semisal ip komputer anda adalah 10.0.0.16/24

4.jalankan command root@gollumix:~#cfgmaker public@10.0.0.16

5.kemudian hasil nya anda bisa kopi paste dan simpan ke dalam file

10.0.0.16.cfg

6.jalankan perintah

root@gollumix:~#mrtg 10.0.0.16.cfg7.buat file index dimana anda akan tampilkan MRTG nya

root@gollumix:~#indexmaker –title=komputerku –colum=1 –sort=name /var/www/htdocs

/mrtg/10.0.0.16.cfg > index.html

atau bagi pengguna Suse

root@gollumix:~#indexmaker –title=komputerku –colum=1 –sort=name /srv/www/htdocs

/mrtg/10.0.0.16.cfg > index.html

8.kemudian coba anda restart snmp nya

root@gollumix:~#/etc/rc.d/rc.snmpd restart

jangan lupa edit pada crontab untuk refresh mrtg setiap saat contoh :

*/5 * * * * /usr/bin/mrtg /var/www/htdocs/mrtg/10.0.0.16.cfg

9.Silahkan akses melalui browser anda http://10.0.0.16/mrtg/

10.selamat mencoba

Sumber :(http://lihat.wordpress.com/2007/04/17/langkah-cepat-membuat-mrtg/)

Dream Theatre

Selasa, 09 Maret 2010

Konfigurasi VLAN di Catalyst Switch dan Router Cisco

Senin, 08 Maret 2010

Konfigurasi VLAN di Catalyst Switch dan Router Cisco

Langkah-langkah di Catalyst Switch 1924:
Switch#config t
Switch(config)#vlan 10
Switch(config)#vlan 20
Switch(config)#interface e0/1
Switch(config-fi)#vlan-membership static 10
Switch(config-if)#interface e0/2
Switch(config-if)#vlan-membership static 10
Switch(config-if)#interface e0/4
Switch(config-if)#vlan-membership static 20
Switch(config-if)#interface e0/5
Switch(config-if)#vlan-membership static 20
Switch(config-if)#interface fastethernet0/26
Switch(config-if)#Trunk On
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#ip default gateway 10.1.1.1
Switch(config)# ip add 10.1.1.2 255.255.255.0


Langkah-langkah di Router ICT:
Router-ICT(config)#interface f0/0
Router-ICT(config-if)#description Terhubung ke Switch
Router-ICT(config-if)#exit
Router-ICT(config)#interface f0/0.1
Router-ICT(config-subif)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 1
Router-ICT(config-subif)#exit
Router-ICT(config)#interface fastethernet0/0.10
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 10
Router-ICT(config-subif)#ip address 10.22.77.130 255.255.255.0
Router-ICT(config-subif)#exit
Router-ICT(config)#interface fastethernet0/0.20
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 20
Router-ICT(config-subif)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0

sumber :(http://mudji.net/press/?p=227)

CRACKING

Minggu, 07 Maret 2010

Beginner Cracking Tutorial vol 1 :by flag eRRatum

Target : WinSolo Freeware Version
Size : 35.1 KB
URL : http://home.worldonline.dk/~andersa/download/index.htm
Protection : Nag Screen
Audience : Absolute beginner cracker
Tools : Wdasm (versi terakhir : 8.93), SoftIce (versi terakhir : 4.05),
HexEditor yang baik (Download semua di http://protools.cjb.net / http://playtools.cjb.net)

Essay :

Oke, pertama jalankan WinSolo, kamu akan ketemu dengan message box, dengan tulisan : "FYI. A more recent ... ". Message box ini disebut dengan nag screen, dan kita ngak suka donk dikasih pesen pesen gitu setiap kali jalanin program ini ? Oke, kita akan meng"hapus" nag screen ini.

Tutorial gua kali ini, akan dibagi dalam 2 tahap, yakni deadlist approach, dan live approach.
Deadlist, dengan menggunakan disasmbler seperti Wdasm/IDA (di sini, kita akan pake WDasm) dan Live dengan menggunakan Softice.


DEADLIST APPROACH :

Jalankan Wdasm, disasm file WinSolo.exe, tunggu sampe selesai. Klik kotak string reference, string reference mengandung SETIAP kata/kalimat yang terdapat dalam program, yang kalau kamu sering membuat program termasuk dalam variabel konstan. Inget, pesan nag screen tadi ? , cari di string reference box tadi :

String Resource ID=00002: "WinSolo"
" ((((( "
" "
"*.exe"
"."
"\!ABS"
"\"
"Boot"
"Browse for application"
"Explorer.exe"
"FYI. A more recent version of " --->>> Ini yang kita cari !!!
"KERNEL32.DLL"
"MMTASK.TSK"
"MPREXE.EXE"
"MSGSRV32.EXE"
"PDT"

Double clik di text tersebut, kamu akan dibawa ke sini :

* Referenced by a CALL at Address:
|:004067DD
|
:00401100 64A100000000 mov eax, dword ptr fs:[00000000]
:00401106 6AFF push FFFFFFFF
:00401108 6888DE4000 push 0040DE88
:0040110D 50 push eax
:0040110E 64892500000000 mov dword ptr fs:[00000000], esp
:00401115 83EC4C sub esp, 0000004C
:00401118 53 push ebx
:00401119 56 push esi
:0040111A 6A00 push 00000000
:0040111C E8BF530000 call 004064E0
:00401121 8D88AB2788CA lea ecx, dword ptr [eax+CA8827AB]
:00401127 B807452EC2 mov eax, C22E4507
:0040112C F7E9 imul ecx
:0040112E 03D1 add edx, ecx
:00401130 83C404 add esp, 00000004
:00401133 C1FA10 sar edx, 10
:00401136 8BC2 mov eax, edx
:00401138 C1E81F shr eax, 1F
:0040113B 03D0 add edx, eax
:0040113D 83FAFC cmp edx, FFFFFFFC
:00401140 7E05 jle 00401147
:00401142 83FA78 cmp edx, 00000078
:00401145 7E14 jle 0040115B

* Referenced by a (U)nconditional or (C)onditional Jump at Address:
|:00401140(C)
|
:00401147 6A40 push 00000040

* Possible StringData Ref from Data Obj ->"WinSolo" -->> Caption nag screen
|
:00401149 6850114100 push 00411150

* Possible StringData Ref from Data Obj ->"FYI. A more recent version of "
->"this program MAYBE available from "
->"http://procode.com.au/. Otherwise "
->"the date setting on your computer "
->"is possibly wrong."
|
:0040114E 68B4104100 push 004110B4
:00401153 6A00 push 00000000

* Reference To: USER32.MessageBoxA, Ord:0195h -->> tampilkan dengan fungsi Messageboxa
|
:00401155 FF1570644100 Call dword ptr [00416470]


Seperti yang kamu lihat, pertama program akan meng-save title/caption dari nag screen, terus dia akan meng-save ISI dari nag screen tersebut, dan kemudian baru menampilkannya dengan fungsi API : MessageboxA.

Lihat, ke atas di offset : 401147, ada jump reference dari 401140, lihat ke baris 401140, berarti ada 2 kemungkinan program bisa mencapai nag screen generating ini, pertama dari loncatan di 401140, atau kedua, di 401140 dia ngak loncat, dan di 401145 dia juga ngak loncat. Perhatikan baris 401145 : jle 0040115B, jelas kalau disini program "loncat", maka program ngak akan pernah menyentuh nag screen generating. Jadi ada berbagai cara untuk "melompati" rutin pembuatan nag screen tersebut, gua akan tunjukkan beberapa caranya :

1. Pada baris 401140, NOP instruksi "jle 00401147", jadi kita harus ganti opcodes (kode untuk isntruksi asm) dari "jle 00401147" dari 7E05 menjadi 9090 (opcode untuk NOP, NOP) inget NOP harus 2 kali, karena instruksi NOP opcodesnya hanya terdiri dari 1 byte, sedang jle 00401147 terdiri dari 2 bytes. NOP adalah instruksi assembly yang tidak melakukan apa apa (NOP = No Operation), jadi sebenarnya ngak ada gunanya, cuman sebagai pengisi bytes aja.

Jangan lupa pada baris 401145, kita harus merubah jle 40115B, menjadi JMP 40115B, karena kita harus "loncat" di offset tersebut. Ganti opcodes dari 7E14, menjadi EB14 (opcodes untuk JMP 40115B).

2. Cara kedua adalah dengan meng-NOP fungsi API Messageboxa, ganti opcodes dari offset 401155, dari FF1570644100 menjadi 909090909090, dengan begitu fungsi Messageboxa tersebut tidak pernah dipanggil dan nag screen tidak pernah dibentuk.

3. Cara lebih baik, adalah dengan merubah offset 401140, dari instruksi JLE 401147, menjadi JMP 40115B, dengan begitu kita hanya perlu merubah 1 kali saja, yakni dengan mengganti opcodes 7E05 menjadi EB14.


Disini, gua akan pake cara ketiga. Sekarang, gimana cara kita ngerubah opcodesnya ? gampang, jalankan hexeditor. Sekarang kamu tinggal masukin offset yang mengandung opcodes yang pengen di rubah di Goto Offset (CTRL-G di HexWorkshop). Nah, sekarang timbul masalah. Offset 401140 adalah Virtual Address/Virtual Offset, alias alamat offset di memory, yang kita butuh bukan alamat offset di memory, tapi alamat offset pada file. Cara termudah untuk mengetahui alamat offset di file adalah dengan melihat pada status bar (bagian paling bawah dari Wdasm), dan lihat ketika kita menghighlight (mengklik) pada offset : 401140, ada tulisan offset = ...

Cara lain adalah : lihat pada permulaan hasil deadlisting kamu :

Disassembly of File: WinSolo.exe
Code Offset = 00000400, Code Size = 0000D200
Data Offset = 0000F600, Data Size = 00003A00

Number of Objects = 0005 (dec), Imagebase = 00400000h

Object01: .text RVA: 00001000 Offset: 00000400 Size: 0000D200 Flags: 60000020

Dari info ini kita bisa nyari Offset pada file. Caranya : 401140-Imagebas-RVA.text+Code Offset, sehingga 401140h-400000h-1000h+400h = 540h.


Ganti bagian yang diinginkan, dan save. Jalankan WinSolo, nag screen sudah ngak ada.


LIVE APPROACH

Cara dengan live approach menggunakan SoftIce/debugger lainnya, secara teori lebih sedikit membutuhkan waktu, tapi butuh pemahaman yang lebih baik terhadap assembly/hal hal teknis lainnya.

Sekarang kita musti tahu, ada beberapa cara yang *umum* digunakan untuk menggenerate sebuah messagebox untuk dijadikan nagscreen, yakni dengan menggunakan Windows API dibawah ini :

MessageBoxA
MessageBoxExA
MessageBeep

Ingat, ini adalah yang *umum* bukan selalu, ada lusinan cara lainnya untuk menggenerate windows. Sebelum ini, anda harus sudah mensetup softice anda, baca tutorial gua yang pertama tentang mensetup softice.

Oke, sekarang masuk ke Softice dengan mengetikkan CTRL-D. Ketikkan BPX Messageboxa | Enter, keluar dari softice dengan mengetikkan CTRL-D, jalankan winsolo, kamu akan break disini :

0177:BFF5412E 55 PUSH EBP -->> kamu break disini !!!
0177:BFF5412F 8BEC MOV EBP,ESP
0177:BFF54131 6A00 PUSH 00
0177:BFF54133 FF7514 PUSH DWORD PTR [EBP+14]
0177:BFF54136 FF7510 PUSH DWORD PTR [EBP+10]
0177:BFF54139 FF750C PUSH DWORD PTR [EBP+0C]
0177:BFF5413C FF7508 PUSH DWORD PTR [EBP+08]
0177:BFF5413F E8D8ECFFFF CALL USER32!MessageBoxExA
0177:BFF54144 5D POP EBP
0177:BFF54145 C21000 RET 0010

Perhatikan ini adalah masih di kernelnya windows, lihat nama modul : User32... Ketikkan F12 sekali. F12, adalah shortcut yang mengtrace sampe ketemu dengan instruksi RET, kamu akan kembali ke windows, klik OK, kamu akan balik ke SoftIce disini :

0177:0040113B 03D0 ADD EDX,EAX
0177:0040113D 83FAFC CMP EDX,-04
0177:00401140 7E05 JLE 00401147
0177:00401142 83FA78 CMP EDX,78
0177:00401145 7E14 JLE 0040115B
0177:00401147 6A40 PUSH 40
0177:00401149 6850114100 PUSH 00411150
0177:0040114E 68B4104100 PUSH 004110B4
0177:00401153 6A00 PUSH 00
0177:00401155 FF1570644100 CALL [USER32!MessageBoxA]
0177:0040115B 8B4C2470 MOV ECX,[ESP+70] -->> kamu disini !!!
0177:0040115F 8B54246C MOV EDX,[ESP+6C]
0177:00401163 8B442468 MOV EAX,[ESP+68]
0177:00401167 51 PUSH ECX

Perhatikan bahwa ini adalah persis sama dengan deadlist diatas, kamu bisa mengcracknya dengan cara yang sama seperti diatas. Kalau kamu pengen ngeliat informasi mengenai imagebase, .text RVA, kamu ngak perlu cape cape mengdeadlist, cukup jalankan program program PE EDitor, kamu bisa cari banyak program kaya gini di http://protools.cjb.net / http://playtools.cjb.net

------------
End of Essay

Simulasi Router Dengan Packet Tracer

Senin, 01 Maret 2010


Menggunakan Packet Tracer

Packet tracert adalah software simulasi jaringan, jadi sebelum mengkonfigurasi di router asli lebih baik belajar konfigurasiny di packet tracert. sintak yang dipake nya juga gak beda koq jika kita ingin konfigurasi di router asli.

aku udah nyoba konfigurasi di router asli..

tapi masi pake yang konfigurasi router statis..

cuma sekedar berbagi ilmu aja…

Baru-baru ini aku baru belajar konfigurasi Router Dinamik di packet tracert menggunakan RIP versi 1 dan Versi 2

perbedaan RIP versi 1 dan RIP versi 2 adalah pada pemakaian host nya. jika menggunakan RIP versi 2 penggunaan host lebih efisien, karena host yang ada dipakai sesuai keperluan.

pertama bukalah software packet tracert

kemudian buatlah Rangkaian network seperti ini :

Rangkaian ini hanya fiktif… Hanya Sekedar Pembelajaran setting Jaringan

isi command line dari Router_Lampung :
RouterLampung(config)#interface serial 0/0/0
RouterLampung(config-if)#ip address 192.168.2..
^
% Invalid input detected at ‘^’ marker.
RouterLampung(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.252
RouterLampung(config-if)#clockrate 64000
^
% Invalid input detected at ‘^’ marker.
RouterLampung(config-if)#clock rate 64000
RouterLampung(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to down
RouterLampung(config-if)#interface serial 0/0/1
RouterLampung(config-if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.252
RouterLampung(config-if)#
RouterLampung(config-if)#clock rate 64000
RouterLampung(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/1, changed state to down
RouterLampung(config-if)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterLampung#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
RouterLampung#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
RouterLampung(config)#interface fa
RouterLampung(config)#interface fastEthernet 0/0
RouterLampung(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.192
RouterLampung(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
RouterLampung(config-if)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterLampung#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
RouterLampung#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
RouterLampung(config)#rrouter rip
^
% Invalid input detected at ‘^’ marker.
RouterLampung(config)#router rip
RouterLampung(config-router)#version 2
RouterLampung(config-router)#network 192.168.3.0
RouterLampung(config-router)#network 192.168.2.0
RouterLampung(config-router)#network 192.168.4.0
RouterLampung(config-router)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterLampung#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
isi command line Router Jakarta

RouterJakarta(config-if)#ip address 192.168.4.2 255.255.255.252
RouterJakarta(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to up
RouterJakarta(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up
RouterJakarta(config-if)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterJakarta#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
RouterJakarta#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
RouterJakarta(config)#interface fa
RouterJakarta(config)#interface fastEthernet 0/0
RouterJakarta(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
RouterJakarta(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
RouterJakarta(config-if)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterJakarta#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
RouterJakarta#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
RouterJakarta(config)#router rip
RouterJakarta(config-router)#version 2
RouterJakarta(config-router)#network 192.168.4.0
RouterJakarta(config-router)#network 192.168.10.0
RouterJakarta(config-router)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterJakarta#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
isi command Line Router Palembang

RouterPalemabeng(config)#interface serial 0/0/0
RouterPalemabeng(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.252
RouterPalemabeng(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to up
RouterPalemabeng(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up
RouterPalemabeng(config-if)#interface fa
RouterPalemabeng(config-if)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterPalemabeng#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]
RouterPalemabeng#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
RouterPalemabeng(config)#interface fa
RouterPalemabeng(config)#interface fastEthernet 0/0
RouterPalemabeng(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.240
RouterPalemabeng(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
RouterPalemabeng(config-if)#exit
RouterPalemabeng(config)#router rip
RouterPalemabe(config-router)#version 2
RouterPalemabe(config-router)#network 192.168.2.0
RouterPalemabe(config-router)#network 192.168.20.0
RouterPalemabe(config-router)#^Z
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
RouterPalemabeng#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]

Sumber:
(http://merzcharmy.wordpress.com/2009/12/07/menggunakan-packet-tracert/)

SUBNETTING

Pola Soal Subnetting dan Teknik Mengerjakannya


Pada saat mengajar dan memahamkan materi subnetting di kelas networking atau CCNA, saya biasanya menggunakan metode seperti yang saya tulis di dua artikel sebelumnya:

1. Memahami Konsep Subnetting
2. Penghitungan Subnetting

Selama ini lancar-lancar saja dan tingkat pemahaman siswa cukup bagus. Kebetulan kemarin (6 Mei 2007) saya berkesempatan mencoba metode yang sama untuk ngajar adik-adik SMKN 1 Rangkasbitung. Pemahaman bisa masuk, hanya ada sedikit permasalahan pada saat mengerjakan soal karena variasi soal yang beragam. Supaya lebih tajam lagi, saya perlu sajikan satu topik khusus teknik mengerjakan soal-soal subnetting dengan berbagai pola yang ada. Anggap saja ini adalah materi berikutnya dari dua materi sebelumnya. Contoh-contoh soal lengkap bisa download dari sini.

1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET

Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x – 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.

*
Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts. Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused addresses in each subnet?

Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27, kita tinggal masukkan ke rumus 2y – 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y – 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi 255.255.255.224. Itulah jawabannya :)

*
Soal: You have a Class B network ID and need about 450 IP addresses per subnet. What is the best mask for this network?

Jawab: 2y – 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan menjadi 255.255.254.0 (itulah jawabannya! ;) ).

*
subnettighost.jpgSoal: Refer to the exhibit. The internetwork in the exhibit has been assigned the IP address 172.20.0.0. What would be the appropriate subnet mask to maximize the number of networks available for future growth?

Jawab: Cari jumlah host per subnet yang paling besar, jadikan itu rujukan karena kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan kebutuhan host yang lebih besar tidak tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y – 2 >= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10 (1022 host). Jadi subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111100.00000000 atau 255.255.252.0

2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP

Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang ditanyakan.

*
Soal: Which type of address is 223.168.17.167/29?

Jawab: Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet= 256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, …, 248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu 160 dan 168. Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat broadcast.

Subnet
… 223.168.17.160 223.168.17.168 …
Host Pertama … 223.168.17.161 223.168.17.169 …
Host Terakhir … 223.168.17.166 223.168.17.174 …
Broadcast … 223.168.17.167 223.168.17.175 …

3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN

Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah bener. Sudah benar ini artinya:

1.
Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama
2.
Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat bahwa alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host
3.
Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP di router untuk subnet tersebut

* subnettingidentifikasi.jpgSoal: Host A is connected to the LAN, but it cannot connect to the Internet. The host configuration is shown in the exhibit. What are the two problems with this configuration?

Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32.

4. SOAL MENGIDENTIFIKASI ALAMAT SUBNET DAN HOST YANG VALID

Termasuk jenis soal yang paling banyak keluar, baik di ujian CCNA akademi (CNAP) atau CCNA 604-801. Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya, menyusun alamat subnet, host pertama, host terakhir dan broadcastnya, serta yang terakhir mencocokkan susunan alamat tersebut dengan soal ataupun jawaban yang dipilih.

* Soal: What is the subnetwork number of a host with an IP address of 172.16.66.0/21?Jawab: CIDR /21 berarti 255.255.248.0. Blok subnet = 256- 248 = 8, netmasknya adalah kelipatan 8 (0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, …, 248) dan karena ini adalah alamat IP kelas B, blok subnet kita “goyang” di oktet ke 3. Tidak perlu kita list semuanya, kita hanya perlu cari kelipatan 8 yang paling dekat dengan 66 (sesuai dengan soal), yaitu 64 dan 72. Jadi susunan alamat IP khusus untuk subnet 172.16.64.0 dan 172.16.72.0 adalah seperti di bawah. Jadi pertanyaan bisa dijawab bahwa 172.16.66.0 itu masuk di subnet 172.16.64.0

Subnet
… 172.16.64.0 172.16.72.0 …
Host Pertama … 172.16.64.1 172.16.72.1 …
Host Terakhir … 172.16.71.254 172.16.79.254 …
Broadcast … 172.16.71.255 172.16.79.255 …

* Soal: What is the subnetwork address for a host with the IP address 200.10.5.68/28?Jawab: CIDR /28 berarti 255.255.255.240. Blok subnet = 256-240 = 16, netmasknya adalah kelipatan 16 (0, 16, 32, 48, 64, 80 …, 240). Kelipatan 16 yang paling dekat dengan 68 (sesuai soal) adalah 64 dan 80. Jadi alamat IP 200.10.5.68 masuk di alamat subnet 200.10.5.64.

Subnet
… 200.10.5.64 200.10.5.80 …
Host Pertama … 200.10.5.65 200.10.5.81 …
Host Terakhir … 200.10.5.78 200.10.5.94 …
Broadcast … 200.10.5.79 200.10.5.95 …

5. SOAL-SOAL LAIN YANG UNIK

Selain 4 pola soal diatas, kadang muncul soal yang cukup unik, sepertinya sulit meskipun sebenarnya mudah. Saya coba sajikan secara bertahap soal-soal tersebut di sini, sambil saya analisa lagi soal-soal subnetting yang lain lagi :)

* Soal: Which combination of network id and subnet mask correctly identifies all IP addresses from 172.16.128.0 through 172.16.159.255?Jawab: Teknik paling mudah mengerjakan soal diatas adalah dengan menganggap 172.16.128.0 dan 172.16.159.255 adalah satu blok subnet. Jadi kalau kita gambarkan seperti di bawah:

Subnet
… 172.16.128.0 …
Host Pertama … …
Host Terakhir … …
Broadcast … 172.16.159.255 …

Dari sini berarti kita bisa lihat bahwa alamat subnet berikutnya pasti 172.16.160.0, karena rumus alamat broadcast adalah satu alamat sebelum alamat subnet berikutnya. Nah sekarang jadi ketahuan blok subnetnya adalah 160-128 = 32 (kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena rumus blok subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah 255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang kita kurangi (“goyang”) tadi adalah oktet ketiga.

Subnet
… 172.16.128.0 172.16.160.0 …
Host Pertama … …
Host Terakhir … …
Broadcast … 172.16.159.255 …

Masih bingung? Atau malah tambah pusing? Tarik nafas dulu, istirahat cukup, sholat yang khusuk dan baca lagi artikel ini pelan-pelan ;) Insya Allah akan paham. Amiin

(sumber: http://romisatriawahono.net/2007/05/07/pola-soal-subnetting-dan-teknik-mengerjakan/)



Konsep Subnetting, Siapa Takut?


subnetrouter.JPGSubnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
jalan.jpg

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
gang.jpg

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
network.jpg

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
subnet.jpg

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Setelah anda selesai membaca artikel ini, silakan lanjutkan dengan membaca artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sumber:
(http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/)

Router Cisco



Konfigurasi Cisco

Salah satu area yang menjadi perhatian khusus dalam manajemen informasi informasi adalah melindungi keamanan bangunan fisik dan lingkungan dimana salah satunya adalah ruangan tempat diletakkannya jaringan router (umumnya Cisco router) untuk business anda. Disamping mengamankan fisik router itu sendiri, router juga perlu diproteksi dengan melakukan konfigurasi Cisco router yang salah satunya adalah memberikan password.

Salah satu tugas dasar dalam melakukan konfigurasi Cisco router adalah membatasi akses kepada system router itu sendiri meliputi enable dan enable secret password, dan tidak lupa juga memberikan pesan MOTD dan lain2, sebelum membuat suatu rule base security dengan konfigurasi access-list yang aman.

Konfigurasi Cisco Router password

Konfigurasi cisco router untuk membatasi akses system dengan password ada dua jenis yaitu “enable” dan “enable secret” passwords. Anda harus melindungi password ini dengan aman untuk melindungi serangan intruders.

* Password dipakai untuk mengendalikan access ke modus privileged EXEC
* Password enable disimpan dalam clear text (tidak di inkripsi), password bisa dilihat jika mereview konfigurasi Cisco router dengan command show run
* Password enable secret di inkripsi, jika dijalankan command show run akan kelihatan bahwa password tersebut tidak dalam clear text, akan tetapi di inkripsi
* Jika ada password enable secret pada konfigurasi Cisco router tersebut, maka cisco router ajan menggunakan enable secret
* Kedua password enabe dan enable secret haruslah berbeda demi keamanan.

Bagaimana cara melakukan konfigurasi cisco router untuk mensetup password?

Setting password cisco router
Untuk melakukan setting gunakan Router (config)# enable password
Untuk setting enable secret password gunakan: Router (config)# enable secret

Setting password VTY line

Konfigurasi Cisco router dengan membatasi akses system juga bisa menggunakan control password pada line console dan koneksi virtual terminal. Terminal VTY baru bisa digunakan jika sudah diberikan password untuk akses lewat terminal vrtual atau umumnya dikenal lewat koneksi Telnet.
Beralih ke konfigurasi line mode untuk console Router (config)# line con
Beralih ke konfigurasi line mode untuk virtual terminal Router (config)# line vty
Untuk set password Router (config-line)# password
Untuk meng-enable terminal dan juga perlunya password gunakan Router (config-line)# login

Contoh:
Berikut ini memberikan password “cracker” pada console dan enable password

Router (config)# line con 0

Router (config-line)# password cracker

Router (config-line)# login
Command berikut mensetting password “cracker” untuk semua koneksi VTY pada router Cisco dan juga enable password

Router (config)# line vty 0 4

Router (config-line)# password cracker

Router (config-line)# login

Konfigurasi Cisco Router – Banner

Adakalanya kita memerlukan pesan legal kepada router saat seseorang logon kepada system router dengan menggunakan command banner. Ada empat macam tampilan banner yang bisa digunakan saat login dan rangkaian startup.

* MOTD (message of the day) – akan menampilkan pesan banner MOTD segera sesaat koneksi terbentuk kepada router cisco
* Login – akan tampil setelah pesan banner MOTD dan sebelum promp Login
* EXEC – pesan yang ditampilkan sesaat user berhasil login
* Incoming – menampilkan saat sesi reverse telnet

Untuk konfigurasi Cisco router menampilkan pesan MOTD Router (config)# banner motd
Untuk setup banner Login Router (config)# banner login
Untuk setup banner EXEC Router (config)# banner exec

Mengikuti command banner, gunakan character delimiter. Buka dan tutup dengan text delimiter agar Cisco router bisa meng-identifikasi awal dan akhir dari pesan banner.

Misalkan:

Command berikut mensetup banner MOTD, Login, dan EXEC menggunakan text delimiter “#” dan menyisipkan line baru antar pesan banner
Router (config)# banner motd # ini adalah pesan Meesae-of-the-Day!#

Router (config)# banner login #

This is the login banner! #

Router (config)# banner exec #

This is the Exec banner!#

Apapun yang diketik akan dianggap bagian dari banner sampai anda menutupnya dengan text delimiter (misal #). Hal ini termasuk karakter2 lain seperti ganti baris, spasi, dan sebaginya. Makanya jika anda membuat banner maka definisikan text delimiter yang akan dipakai, yang merupakan symbol start dan finish dalam pesan banner yang tidak akan tampil pada pesan banner tersebut. Delimiter karakter ini memberitahukan kepada router bahwa text banner selesai. Banner akan tampil pada screen persis seperti yang anda ketik pada konfigurasi Cisco router anda.

Untuk menghapus apapun yang anda ketik dalam konfigurasi Cisco router, awali dengan karakter “no”. misalkan jika untuk konfigrasi cisco “banner motd “ini contoh banner” yang diset untuk banner MOTD, maka untuk menhapusnya gunakan command sisipan no, “no banner motd”.

Memberikan password kepada suatu system haruslah kuat agar tidak gampang ditebak. Lihat juga Petunjuk keamanan dalam hal password di artikel sebelumnya.

Enable IP Interface

Konfigurasi Cisco router berikutnya mengenai Interface IP. Secara default router Cisco port console adalah sudah enable. Anda perlu melakukan konfigurasi untuk port interface WAN (untuk komunikasi WAN link misal untuk frame relay, atau PPTP, dan ISDN) dan LAN sebelum router tersebut bisa digunakan untuk berkomunikasi. Konfigurasi Cisco router paling dasar adalah memberikan IP address kepada interface dan mengaktifkannya.

Catatan: IP dan IP routing sudah enable by default, akan tetapi anda harus melakukan konfigurasi interface dengan sebuah IP address sebelum bisa melakukan koneksi lewat terminal virtual.

Untuk melakukan konfigurasi IP address cisco router pada interface lakukan step berikut:

1. Masuk ke mode global configuration dengan mengetikkan command “config t” dari EXEC mode
2. Pindah ke mode interface configuration yang dimaksudkan, misal “int s0” masuk ke interface serial #0 (pertama)
3. Gunakan command untuk melakukan perubahan seperlunya
4. Exit dari privilege mode dan save perubahan anda

Setting IP address

Lakukan langkah berikut untuk melakukan konfigurasi IP address Cisco router
Set IP address pada interface Router (config-if)#ip address
Kemudian aktifkan interface tersebut Router (config-if)# no shutdown
Untuk melihat konfigurasi IP address pada interface gunakan Router (config)#show interfaces

Atau:

Router (config)#show protocols

Atau:

Router (config)#show ip interfaces

Contoh berikut adalah konfigurasi cisco router untuk setting IP address 192.168.200.101 pada interface Ethernet pertama (e0) dan mengaktifkannya:

Router (config)#int e0

Router (config-if)#ip address 192.168.200.101 255.255.255.0

Router (config-if)#no shutdown

Untuk memberikan identifikasi pada router gunakan hostname pada EXEC mode:

Router (config)# hostname Sysneta

Dan juga bisa mengunakan command description untuk mensetup keterangan pada interface misal:

Router (config)# config t

Router (config)# hostname Sysneta

Router (config)#int s0

Router (config-if)#description Sysneta koneksi ke router ITS serial line pertama

Perhatikan bahwa saat masuk mode configuration interface, maka ada perubahan prompt (Router (config-if)#)

Status interface Router Cisco

Status interface menunjukkan apakah link secara hardware kepada jaringan sudah berfungsi atau belum untuk menunjukkan kesiapan berkomunikasi dengan piranti lainnya. Saat anda melakukan troubleshooting router, status interface ini sangat membantu sekali.

Ada dua macam status interface:

* Line status, menunjukkan apakah link hardware ke jaringan sudah berfungsi atau belum. Status ini berhubungan dengan layer Physical pada model OSI
* Line protocol (link) status, menunjukkan status apakah kebutuhan software untuk berkomunikasi sudah berfungsi sempurna atau belum. Hal ini berhubungan dengan layer OSI Data Link

Status line interface ini memudahkan kita melakukan troubleshooting masalah koneksi router apakah link antara router ke jaringan bisa operasional.
Status Menunjukkan
Administratively down, line protocol down Interface ini shut down (dengan command shutdown)
Down, line protocol down Ada masalah dengan hardware atau masalah koneksi (layer Physical)

Tidak mendeteksi signal carrier
Up, line protocol is down Masalah koneksi dan komunikasi (pada layer Data Link)

No keepalives
Up, line protocol is up Link ini berfungsi sempurna

Konfigurasi Cisco Router Back-to-Back koneksi Serial

Saat anda melakukan konfigurasi Cisco router agar terhubung kepada jaringan melalui suatu interface serial, router harus terhubung ke suatu piranti (seperti CSU/DSU atau router lain) yang memberikan signal Clock. Jika anda melakukan konfigurasi router back-to-back melalui serial interface masing2, maka salah satu router tersebut harus berfungsi sebagai pemasok signal Clock. Router yang berfungsi sebagai pemasok clock disebut DCE (Data Circuit-terminating equipment). Router satunya yang menerima signal Clock disebut sebagai DTE (Data terminal equipment).

Interface DCE bisa diidentifikasikan dengan dua cara berikut ini:

* Cable yang menghubungkan kedua router mempunyai kedua ujung DCE dan DTE. Hubungkan ujung DCE kepada interface router yang ingin dijadikan sebagai piranti DCE.
* Interface DCE di konfigurasikan agar bisa memberikan signal clock dengan command “clock rate”. Jika command “clock rate” tidak dilakukan maka tidak ada signal clocking dan line kedua router tidak akan berubah menjadi status Up.

Konfigurasi Cisco router dengan Setup mode

Jika router Cisco anda baru dibeli dari pabrik, dia tidak mempunyai file startup-config. Makanya saat booting ia akan segera masuk ke setup mode. Setup mode merupakan rutin panduan yang menanyakan serangkaian pertanyaan dan menggunakan respon anda sebagai masukan dasar konfigurasi Cisco router anda.

Ada dua cara untuk masuk kepada mode Setup ini:

* Booting router tanpa file startup-config. Hal ini bisa terjadi jika anda menghapus file startup-config yang sekarang atau jika anda boot dari router baru dibeli.
* Anda menggunakan command setup dari mode privileged

Cisco Discovery Protocol (CDP)

Cisco Discovery Protocol (CDP) adalah protocol khusus Cisco yang dijalankan pada router Cisco, access server, dan switch. CDP berjalan pada layer Data Link. Router menggunakan broadcast data link untuk saling bertukar informasi satu sama lain, dan menyimpan dalam cache.

Command CDP memungkinkan anda melihat interface dan setting konfigurasi CDP pada router, dan untuk mendapatkan informasi tentang router yang terhubung langsung dengan jaringan. Jika CDP menyadari keberadaan router lainnya, anda bisa menggunakan nya untuk:

* Set update, hold time, dan frequency dari broadcasts CDP
* Display CDP, protocol, dan informasi interface
* Menampilkan informasi CDP yang diterima dari router lain
* Menampilkan CDP routers disekitarnya
* Menampilkan traffic CDP pada jaringan

Catatan: CDP dapat informasi hanya tentang router yang terhubung langsung dengannya. Untuk menampilkan informasi CDP dari remote router, anda harus melakukan koneksi virtual VTP kepada router yang terhubung langsung dengannya.

Berikut adalah beberapa command CDP
Gunakan Untuk
Router (config)# cdp Modifikasi setting cdp pada router
Router (config)# cdp holdtime Spesifikasikan waktu didalam paket masih valid (defaultnya = 180 detik)
Router (config)# cdp timer Spesifikasikan seberapa sering paket CDP bertukaran (default = 60 detik)
Router (config)# cdp run Enable protocol CDP pada interface
Router (config)# no cdp run Disable CDP pada router, untuk menjaga router lain bertukar paket CDP
Router (config-if)# cdp enable Mengaktifkan CDP pada interface
Router (config-if)# no cdp enable Mematikan CDP pada interface
Show cdp Melihat informasi CDP (gunakan pada mode privilege EXEC
Show cdp entry Menunjukkan informasi tentang suatu interface tetangga tertentu
Show cdp interface Menunjukkan tentang informasi tetangga yang diakses melalui suatu interface
Show cdp neighbors Menjukkan tentang informasi semua piranti Cisco tetangga
Show cdp traffic Menunjukkan tentang informasi pertukaran paket CDP

(www.sysneta.com/konfigurasi-cisco)

VSAT IP


VSAT - IP

Sebagai layanan jasa telekomunikasi VSATÂ IP menerapkan teknologi TDM/TDMA dengan IP sebagai protokol komunikasi. Sebuah Hub station yang menjadi sentral dalam dalam jaringan telekomunikasi bertopologi star terhubung ke beberapa Remote station menggunakan bandwith satelit yang di-share untuk beberapa Remote station.

Layanan VSATÂ IP memiliki keunggulan terutama untuk menangani kebutuhan centralized data communication yang dibutuhkan Pelanggan dari sektor Perbankan, Oil & Gas dan Korporasi. Hubungan antara Hub station dan Data Center terselenggara melalui jaringan backhaul. Jaringan ini biasanya menggunakan sarana telekomunikasi terestrial. Layanan VSATÂ IP umumnya dipergunakan untuk menangani kebutuhan centrallized data processing seperti untuk ATM (Anjungan Tunai Mandiri), CardCenter and ERP (Enterprise Resources Management).

(http://www.patrakom.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=31&Itemid=47)


VSAT SCPC


VSAT SCPC

Layanan VSATÂ SCPC merupakan jasa telekomunikasi yang diselenggarakan melalui satelit dengan topologi Point-to-point dan bandwith yang dedicated. Dalam penerapannya beberapa layanan VSAT-SCPC dapat digabungkan membentuk topologi Point-to-Multipoint.

Layanan VSATÂ SCPC kecepatan rendah (LDR / Low Data Rate) dengan kecepatan 16Â Kbps sampai 256Â Kbps umumnya dipergunakan oleh Pelanggan Korporasi atau Instansi yang membutuhkan layanan komunikasi antar lokasi operasional yang berada di daerah yang belum memiliki infrastruktur telekomunikasi mememadai.

Layanan VSATÂ SCPC kecepatan sedang (IDR / Intermediate Data Rate) dengan kecepatan di atas 256Â Kbps umumnya dipergunakan oleh Pelanggan Operator Telekomunikasi atau Korporasi yang membutuhkan layanan komunikasi yang lebih intensif. Umumnya Pelanggan layanan VSATÂ SCPC mengaplikasikannya untuk menangani kebutuhan private dedicated bandwith untuk menyalurkan trafik data, suara atau aplikasi video secara terpadu. Seluruh trafik dikumpulkan pada Multiplexing & Compression Equipment sebelum di salurkan melalui modem ke lokasi tujuan.
(http://www.patrakom.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=30&Itemid=48)


Dream Theatre Albums



# A Change Of Seasons Album
# Awake Album
# Black Clouds & Silver Linings Disc 1 Album
# Cover Songs Album
# Falling Into Infinity Album
# Images And Words Album
# Live At Budokan Album
# Live At The Marquee Album
# Live Scenes From New York Album
# Majesty Demo Album
# Octavarium Album
# Once In a LiveTime Album
# Scenes from a Memory Album
# Six Degrees Of Inner Turbulence Album
# Systematic Chaos Album
# Train of Thought Album
# When Dream And Day Unite Album
(www.sing365.com/.../Dream-Theater-albums/7FF63915B3AFA98748256A22000E0492)